candi ini merupakan penemuan
arkeologi yang paling menarik di Yogyakarta baru-baru ini, serta menimbulkan
spekulasi mengenai kemungkinan adanya candi-candi lain yang masih terkubur oleh
lahar dan debu vulkanik Gunung Merapi.
2. Candi Gampingan adalah sebuah kompleks candi Buddha yang
berada di dusun Gampingan, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten
Bantul, yaitu di sebelah timur kota Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini
dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada
saat ditemukan pada tahun 1995 oleh pembuat bata, candi ini terpendam tanah.
Walaupun sampai sekarang belum sepenuhnya selesai dipugar, kompleks reruntuhan
candi ini terlihat mempunyai tujuh buah bangunan candi yang tidak utuh, dengan
bangunan utama berukuran kira-kira 5 m x 5 m dan tinggi 1,2 meter.
Penelitian lebih lanjut dan penggalian arkeologi dilakukan oleh Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta. Candi ini jelas bersifat
Hindu Siwaistik, dan berdasarkan gaya ukiran dan arca menunjukan bahwa candi
ini dibangun pada kurun waktu abad ke-9 sampai ke-10 pada masa Kerajaan Mataram
Kuna.
Candi ini pada saat pertama kali ditemukan dikenal oleh masyarakat luas
sebagai Candi UII (Candi Universitas Islam Indonesia), karena ditemukan di lingkungan Kampus
UII. BP3 menamai candi ini Candi Kimpulan berdasarkan nama desa setempat. Akan tetapi Yayasan Badan Wakaf UII
mengusulkan nama lain, Pustakasala yang berarti “perpustakaan” dalam bahasa Sanskerta.Maksud penamaan ini
untuk menekankan sejarah penemuan candi di tempat yang semula hendak dibangun
perpustakaan. Nama ini juga untuk menggambarkan nuansa pendidikan universitas,
ditambah lagi arca Ganesha yang ditemukan di situs dikenal sebagai dewa ilmu
pengetahuan, intelektual, dan kebijaksanaan.
Pada saat ditemukan, dalam
candi ini terdapat tiga buah arca Dhyani Buddha Wairocana yang terbuat dari perunggu, dua buah
arca jambhala dan Candralokeswara dari batu andesit, benda-benda dari emas, dan
beberapa benda kermaik. Pada bagian kaki dari Candi Gampingan ini terdapat
relief binatang katak dan unggas
(burung pelatuk, burung gagak, dan ayam jantan). Dengan adanya arca Jambhala
dan Dhyani Buddha Wairocana, maka diperkirakan Candi Gampingan merupakan tempat
pemujaan agama Buddha aliran Mahayana.
yaitu di dusun Dawangsari, Sambirejo, Prambanan, Kabupaten
Sleman, DIY.
Menurut perkiraan, candi ini
dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada saat pertama kali ditemukan, reruntuhan
candi ini mempunyai beberapa stupa yang
merupakan pertanda Buddhisme dan patung Ganesha sebagai perlambang akan
pemujaan terhadap agama Hindu.
0 Response to "candi-candi yang sudah tidak utuh lagi di Yogyakarta"
Posting Komentar